"Sesungguhnya harapan itu selalu ada untuk orang yang berusaha. Berusahalah, maka harapan itu ada." -anonym-

Kamis, 20 November 2008

INFO!!!!

Asfiksia : PenTingnya Tangis Pertama Bayi
Lahir Tanpa Menangis, Bayi Beririsko Cacat


Hampir di tiap film yang kita tonton, adegan melahirkan selalu ditandai suara tangis bayi. Ini tentu bukan tanpa alasan. Saat lahir, rupanya, bayi memang harus menangis. Semua ibu tahu, itu merupakan pertanda sistem pernapasan si bayi kali pertama berfungsi.

Menurut dr. Agus Harianto SpA(K) dari Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSUD dr. Soetomo, bayidikatakan mengalami asfiksia jika saat lahir tak bernafas secara spontan, adekuat, dan teratur. Ditambahkannya, selain tangis yang menandai berfungsinya sistem pernapasan, hal lain yang perlu diperhatikan saat bayi lahir adalah denyut jantung, refleks, warna kulit, dan kekuatan otot.

Jika bayi mengalami gangguan pernapasan, suplai oksigen ke jaringan dan organ tubuh akan terganggu. Akibatnya, terjadi penumpukan karbon dioksida, tetapi kekurangan oksigen sehingga darah akan menjadi asam. Padahal, normalnya keasaman atau pH darah adalah sekitar 7, 35 hingga 7,45.

Pertanyaannya, mengapa bayi mengalami asfiksia? dr. Agus menyebut tiga penyebabnya : sebelum persalinan, selama persalinan, dan setelah persalinan.

Sebelum persalinan, yang dapat menyebabkan asfiksia sebelum persalinan antara lain diabetes gestasiol (diabetes kehamilan) dan preeklamsia (keracunan kehamilan). Preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah, pembengkakan, dan terjadinya proteinuria.
Asfiksia juga dapat terjadi jika bayi mengalami kelainan bawaan sejak dalam kandungan, prematur, kehamilan kelebihan bulan, dan malnutrisi di dalam kandungan (intrauterine growth retardation).

Selama persalinan, bayi juga dapat mengalami kesulitan bernafas jika ia lahir sungsang dan jalan lahir ibu sempit. Penekanan tali pusat oleh bagiuan tubuh bayi, beyi kembar, bentuk rahim tidak normal, dan tumor di rahim juga dapat mengganggu pernapasan bayi. Bahkan, asfiksia juga dapat terjadi jika plasenta atau ari-ari lepas lebih dulu dan bayi terlilit tali pusat. Kejadia demikian dikenal dengan istilah kalun usus.

Setelah persalinan, risiko asfiksia rupanya tidak berakhir dengan sendirinya setelah bayi lahir. Setelah lahir, asfiksia dapat terjadi jika bayi menderita penyakit paru berat, ada tumor di paru, terjadi kelainan jantung, atau si bayi menderita sepsis.

24 jam. Meski asfiksia diartikan kesulitan nafas di sekitar kelahiran, bayi dangan asfiksia tidak hanya mengalami gangguan pernapasan. Asfiksia juga mempengaruhi semua sistem tubuh. Gangguan organ akibat asfiksia dapat timbul 12 sampai 24 jam pertama setelah persalinan. Organ yang paling sering mengalami gangguan adalah otak dengan gejala utama kejang.

Kekurangan oksigen juda dapat menyebabkan pembengkakan otak. Jika proses ini berlanjut, maka akan terjadi penyusutan volume (atropi) otak. Akhirnya, ukuran otak menjadi lebih kecil daripada ukuran normal. Kondisi ini disebut mikrosefali. Selain itu, otak juga dapat membubur (periventrikulerlekomalacia), terutama jika asfiksia terjadi pada bayi prematur dengan kelainan jantung.

Dampak lain asfiksia adalah dapat menyebabkan pendarahan otak dan hidrosefalus. Jika terjadi pendarahan otak, maka bayi dapat mengalami kelumpuhan tipe plastik (kaku). Kelumpuhan dapat mengenai dua anggota gerak atau keempat anggota gerak.

Organ lain yang dapat terpengaruh oleh kekurangn oksigen adalah jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, dan sumsum tulang. Gangguan jantung dan sistem peredaran darah umumnya ditandai dengan penurunan tekanan darah dan gagal jantung akibat pembendungan.

Gangguan ginjal ditandai dengan jumlah kencing yang sangat sedikit. Jumlah air kencing penderita kurang dari 1 mililiter per kilogram berat badan per jam dianggap pertanda gangguan ginjal. Jika jumlah air kencing hanya setengah mililiter per kilogram berat badan per jam atau kurang dari itu, maka gangguan ginjal termasuk kategori berat.

Jika hati terganggu, maka proses pengolahan makanan dan pembentukan behan pembekuan darah akan terganggu. Salah satu tandnya, bayi menjadi kuning.

(Sumber : Biologi Sains dalam Kehidupan 2B)


**catatan:
Asfiksia merupakan gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan. Gangguan tersebut dapat terjadi karena adanya kelainan pada fungsi paru-paru darah kebanyakan karbon dioksida, atau jaringan keracuna, slanida.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

wwiihhiiii ^^ keren bun....

bisa jadi blog favorit na agung dech...^^ hhii....

ERT mengatakan...

hehhe..
makasii..

sok ajah kalo mau jadi blog favorit..
hhehe..

kalo ada artikel yg mau dimasukin,, sok ajah..

ntar eri masukin ke blog ini..

hhihi.. :D

TMLS mengatakan...

wah..wah..beneran dijadiin link..thq. keep struggle!:)

ERT mengatakan...

hhehehe..

yoha..

Ganbatte ne!!! ^^